di sore hari yang diguyur hujan begini, lebih enak ngeupdate post baru, ditemani dengan secangkir teh manis hangat dan cemilan. haha...
terjemahan kali ini berjudul 「雪女」atau dibaca "yuki Onna" yang artinya adalah "Wanita salju"
cerita ini diambil dari sebuah legenda yang ada di jepang. ini adalah terjemahan BSu (Bahasa Sumber).
Selamat membaca~ ^^
WANITA SALJU
Di sebuah desa yang terdapat di Musashi, hiduplah dua orang penebang kayu
bernama Mosaku dan Minokichi. Mosaku adalah seorang pria tua dan muridnya,
Minokichi seorang pemuda yang berumur 18 tahun.
Setiap hari, mereka berdua pergi ke hutan yang letaknya tidak jauh dari
Nisato dan desa mereka. Di tengah perjalanan menuju hutan, mereka menyebrangi
sungai yang luas dan lebar. Menyebrangi sungai itu membutuhkan sebuah perahu.
Disungai itu terdapat seorang pengayuh perahu. Meskipun di sungai itu terdapat
sebuah jembatan. Namun berkali-kali jembatan itu hancur dan dihanyutkan oleh
arus deras sungai. Karena ketika sungai banjir, banyak jembatan yang tidak
dapat menahan arus kemudian rusak.
Di suatu malam yang sangat dingin, Mosaku dan
Minokichi berada dalam perjalanan pulang menuju desa, tetapi mereka terjebak
badai salju yang dahsyat. Ketika mereka sampai di tepi sungai, mereka menemukan
bahwa si pengayuh perahu yang menyebrangkan mereka telah pulang dan
meninggalkan perahunya karena cuaca buruk. Sadar bahwa mereka tidak bisa
menyebrangi sungai, mereka memutuskan bermalam di gubuk si pengayuh perahu.
Untungnya mereka menemukan tempat untuk menghindari badai salju. Di dalam gubuk
tidak ada tempat untuk menyalakan api tungku, tidak ada jendela, hanya ada satu
pintu dan dua buah tatami. Mosaku dan
Minokichi menutup pintu dengan rapat dan beristirahat dengan berbaring sambil
mengenakan jas hujan jerami. Awalnya kondisi sangatlah dingin, namun langsung
terbiasa dengan suhu di badai salju ini. Mosaku yang lanjut usia, tak lama terbaring
dan langsung tertidur pulas. Sementara, Minokichi yang masih muda termenung
mendengar suara angin yang menderu disertai suara arus sungai bertambah deras.
Tak lama kemudian, Minokichi pun akhirnya tertidur. Suara deru sungai, suara
gubuk yang berderit, terdengar melengking seperti kain kapal yang mengapung di
laut. Badai ini merupakan badai salju yang mengerikan. Udara semakin lama
semakin bertambah dingin, Minokichi mengigil dengan dilapisi jas hujan jerami.
Namun, akhirnya tertidur meski sambil kedingingan.
Minokichi terbangun ketika dia
merasa mukanya seperti kejatuhan salju. Ketika ia sadar pintu terbuka, seluruh
ruangan disinari oleh cahaya dari salju dan dia melihat sosok seorang perempuan
yang seluruh tubuhnya ditutupi oleh jubah putih. Perempuan itu melayang-layang diatas
Mosaku dan dari atas dia meniupinya. keluar asap putih dan berkilau dari mulut perempuan
itu. Dengan segera, Minokichi membungkukkan badan untuk berputar balik tetapi
tidak dapat bergerak. Minokichi ingin berteriak kencang, tetapi dia menyadari suaranya
tidak dapat terucap dari mulutnya.
Perempuan berjubah putih itu kemudian melayang
perlahan dan mendekatinya sampai hampir menyentuh wajah Minokichi, yang
kemudian saling bertatapan dengan wajahnya yang cantik, tetapi ia merasakan tatapannya
yang mengerikan. Setelah beberapa saat,
perempuan itu terus menatap Minokichi, kemudian dia tersenyum dan berbisik “Aku
berniat untuk membuatmu sama seperti nasib lelaki itu, tapi sepertinya aku
tidak punya cara lain yang lebih menyedihkan, dan juga karena kau masih muda.
Kau adalah anak yang lucu, Minokichi, sekarang aku tidak akan menyakitimu.
Tetapi, jika malam ini kau menceritakan tentang kejadian malam ini kepada
siapapun, walaupun ke ibumu sekalipun, kau harus tahu bahwa saat
itu juga aku akan membunuhmu. Jangan lupa akan kata-kataku ini.”
Setelah dia berpesan, perempuan itu berpaling darinya
dan pergi keluar dari pintu gubuk. Minokichi yang sudah tersadar dan bisa
bergerak, mulai bangkit dan berjalan keluar untuk melihat sekitar. Dia ingin
mencari sosok perempuan tadi, tetapi datang salju yang bertiup kencang ke arah
gubuk itu. Minokichi segera menutup pintunya dan mengambil kayu bakar yang
besar untuk membantu menahan pintu gubuk itu. Setelah itu, ia membuka pintunya
untuk mengecek bahwa badai sajunya sudah hilang, ia bertanya-tanya apakah
semua itu kenyataan atau hanya sebuah mimpi.
Lalu ia ingin kabur keluar dari pintu itu, tetapi seketika ia melihat
cahaya dari salju yang menyilaukan dan ia takut perempuan itu masih ada, kemudian
ia kembali ke dalam gubuk. Lalu dia memanggil Mosaku, dan ia teringat kejadian
mengerikan tadi. Lalu ia mengenggam
tangan Mosaku yang sudah menggelap dan menyentuh mukanya yang sudah
menjadi dingin seperti es. Mosaku yang sudah terbujur kaku akhirnya meninggal.
Saat fajar datang
dan badai pun telah berlalu, tak lama
setelah matahari muncul sang pemilik gubuk yang merupakan seorang penambang
kembali, dia menemukan Minokichi pingsan tak jauh dari Mosaku yang telah
membeku. Minokichi pun diberikan pertolongan secepatnya. Kemudian Minokichi pun
tersadar, tetapi ia ternyata sakit
karena dinginnya malam itu. Ia juga ia merasa ketakutan atas kematian Mosaku,
namun ia tidak mengatakan apapun tentang wanita seputih kain yang dilihatnya.
Setelah Minokichi sembuh ia pun kembali ke pekerjaannya. Setiap pagi ,ia pergi
sendirian masuk ke hutan dan kembali dengan membawa seikat besar kayu bakar
untuk dijual dan dibantu oleh ibunya.
Suatu
malam, pada musim dingin tahun berikutnya, saat sedang dalam perjalanan pulang,
ia bertemu dengan seorang gadis yang kebetulan sedang melewati jalan yang sama.
Gadis itu tinggi, ramping dan memiliki pesona yang aneh dan saat ia menyapa
balik Minokichi. Suaranya terdengar bagai nyanyian burung-burung. Lalu ia
berjalan bersampingan dan mereka mulai mengobrol. Gadis itu mengatakan bahwa
namanya adalah Oyuki. Oyuki bercerita bahwa ia telah kehilangan kedua orang
tuanya saat ia dalam perjalanan ke Edo. Dan dalam perjalanan Oyuki yang
sekarang ini, ia beralasan bahwa disana, di Edo, ia memiliki seorang kerabat
yang mungkin bisa membantunya untuk menjadikannya seorang pelayan. Minokichi
segera merasa terpesona oleh gadis ini . Semakin ia memandangnya gadis ini
tampak semakin cantik. Dia bertanya apakah Oyuki memiliki kekasih dan gadis itu
tertawa dan menjawab bahwa ia masih sendiri. Kemudian, gadis itu bertanya
apakah Minokichi sudah memiliki kekasih
ataupun menikah. Minokichi menjawab, bahwa ia hanya tinggal berdua dengan
ibunya yang sudah menjanda. Untuk memiliki seorang istri pun belum
dipertimbangkan, karena Minokichi masih sangat muda. Setelah pembicaraan
tersebut, merekapun berjalan tanpa berbicara untuk waktu yang lama. Tapi, ada
pepatah yang mengatakan, Ki ga Areba,
saya mo kuchi hodo ni mono wo iu: "Disaat ada keinginan, mata bisa
mengatakan sebanyak mulut."
Sesampainya di desa, dengan perasaan yang saling
berbahagia. Minokichi mengajak Oyuki untuk pulang ke rumahnya dan menawarkan
Oyuki untuk beristirahat di rumah Minokichi. Dengan malu-malu akhirnya Oyuki
mau dan sesampainya mereka kebetulan Ibu Minokichi sedang menyiapkan makanan
hangat. Dengan sangat sopan dan meyakinkan, Oyuki bercerita mengenai
perjalanannya menuju Edo. Singkat cerita, cerita mengenai kesedihan Oyuki
perjalanan menuju Edo-pun terlupakan dan akhirnya Minokichi melamar Oyuki untuk
menikah. Tanpa Ragu, Oyuki setuju terhadap pernikahan
Lima tahun kemudian, Ibu Minokichi meninggal. Sebelum
Ibu Minokichi pergi, Ibu memuji kisah percintaan mereka. Mereka memiliki 10
orang anak laki-laki maupun perempuan. Semua anaknya cantik dan putih. Warga
desa merasa aneh terhadap Oyuki, walaupun ia telah melahirkan sepuluh orang
anak, ia terlihat lebih muda dibandingkan dari pertama kali ia datang ke desa.
Pada malam hari saat anak-anak mereka tertidur, Oyuki
memegang lentera dengan memandang kedepan, disisinya Minokichi berkata.
“Jika kamu menghadap seperti demikian, aku teringat
akan seseorang yang kulihat pada kejadian aneh ketika aku berumur 18 tahun
dulu, cantik dan mirip sepertimu”
“Wah! Iya! Sangat mirip dirimu!” Timpal Minokichi
mempertegas perkataanya tadi.
Oyuki mengalihkan pandangannya dari perkataan
Minokichi dan kemudian kembali bertanya "Ceritakan kepadaku tentang wanita
itu, Dimana kamu bertemu dengan wanita itu?"
Lalu Minokichi menceritakan kejadian ia didalam gubuk pada
malam hari yang menakutkan itu, wanita yg memakai baju putih dihadapannya,
dengan tersenyum, lalu berbisik mengenai ia selamat dari kematian dan Mosaku
yang sudah mati membeku.
"Meski saat itu aku sedang terjaga ataupun
tertidur, tidak ada sosok cantik yang lainnya. Tentu saja bagi orang lain ia
sosok asing, yang menakutkan, sangatlah menakutkan, tetapi makhluk putih apa
itu? aku benar-benar tidak percaya, apakah
itu mimpi? Apakah dia wanita salju? "
Oyuki menjatuhkan lenteranya, dihadapan Minokichi yang
duduk, berdiri dan berseru tepat didepan hadapan Minokichi.
"Itu adalah aku. A-K-U. Manusia salju. sudah ku
katakan dulu untuk tidak bercerita kepada siapapun. Bila nanti kamu
menceritakannya kembali, aku akan membunuhmu. Kalau saja anak-anak tidak sedang
tidur sekarang, aku pasti sudah membunuhmu tanpa ragu! Mulai sekarang, jaga
baik-baik anak-anak ini. Jika kamu tidak senang akan hal ini, aku yang akan
memberikanmu balasan"
Pada saat itu juga, Oyuki berseru dan suara itu
menjadi samar terbawa suara angin yang menderu. Lalu bersatu dengan kabut
putih yang berkilau dan melayang di atas langit-langit, terguncang dan hilang pergi keluar melalui lubang
asap, dan tidak pernah muncul lagi.
Keren tapi serem juga hehe
BalasHapusarigatou ^^
BalasHapusia nih, kebetulan juga dapetnya judul ini waktu matkul translate novel. hahahha XD
makasih udah mampir <3
waduh, ini uda u bnerin blom? kan ada yg dikomen si sensei waktu itu weh..
BalasHapuspepatahnya ga di terjemahin juga? xD
BalasHapus